~~BAB 4~~
Keesokan harinya Josen terbangun dengan segar, lalu ia mandi dan
berpakaian dengan rapi selayaknya bangsawan kerajaan ia lalu keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Fasco juga
melakukan hal yang sama, di ruang makan
ia mendapati Josen yang sudah menunggunya.
“Dimana Vanny, Jos?” tanya Fasco.
“Entahlah, mungkin ia masih bersiap-siap. Maklum saja dia kan perempuan,
berbeda dengan kita” balas Josen.
Tak lama kemudian Vanny memasuki ruangan dengan gaunnya yang indah
selayaknya putri kerajaan. Josen dan Fasco terkagum-kagum dengan kecantikan
Vanny. Vanny melihat Josen dan Fasco sudah duduk menunggunya di meja makan.
“Maaf, aku membuat kalian menunggu” ucap Vanny dengan rasa bersalah.
“Sudah duduklah. Mari kita makan, agar kita bisa segera pergi ke
perpustakaan” balas Josen dengan senyuman.
Vanny mengambil posisi duduknya, salah seorang pelayan lalu menyediakan
sarapan untuk mereka bertiga.
“Pelayan, dimana ratu Chesyl?” tanya Fasco sambil menyantap makanannya.
“Yang mulia ratu sedang berada di kamarnya, tuan” jawab pelayan itu
dengan sopan.
“Ratu memang suka menyendiri, apalagi jika ia sedang memutuskan masalah
besar, ataupun hanya untuk merilekskan
dirinya dari masalah-masalah kerajaan” Josen menambahkan.
“Ternyata berat juga ya, menjadi seorang pemimpin” ungkap Vanny sambil
meletakkan sendok makannya.
Setelah mereka selesai makan
mereka lalu bergerak meninggalkan ruang makan dan pergi keluar istana, mereka
melewati taman yang ada di depan istana. Vanny memetik salah satu bunga yang
berwarna biru dan mencium aroma bunga itu. Mereka melewati gerbang dan melewati
jalan setapak yang dikelilingi padang rumput yang luas. Mereka berjalan dengan
santai sambil berbincang-bincang. Mereka lalu memasuki pasar yang mereka lewati
kemarin mereka melihat-lihat barang-barang yang dijual disana. Hampir semua
barang yang dijual adalah peralatan sihir dan kitab-kitab sihir.
Josen lalu mengajak mereka menuju
perpustakaan yang sudah tak jauh lagi dari tempat mereka berdiri. Mereka
melewati jembatan gantung yang lumayan panjang dan mereka sampai perpustakaan
kerajaan sihir. Seorang gadis penyihir menyambut mereka dari kejauhan.
“Hai Josen, sudah lama tidak bertemu. Apakah ini mereka yang akan
diajari disini?” tanya gadis itu menahan amarahnya.
“Hai juga Cassela. Ya, ini anak-anak yang akan diajari disini. Mereka
adalah para distrunis spesial. Tolong ajari mereka ya, aku ingin pergi dulu”
balas Josen sambil beranjak dari
tempatnya.
“Kau mau kemana Josen” tanya Fasco.
“Aku ingin pergi dulu, lagipula untuk apa aku di dalam sana? Aku tidak
suka membaca buku” tegas Josen sambil meninggalkan mereka.
“Halo, perkenalkan namaku Casella Yessibat. Akulah yang akan mendampingi
kalian belajar disini. Mari masuk kedalam, ada seseorang yang akan menjumpai
kalian” ungkap Casella dengan senyum ceria.
Fasco dan Vanny penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Casella.
Merekapun memasuki perpustakaan itu, ketika mereka di dalam mereka melihat
kumpulan buku yang tak terhitung jumlahnya mengisi penuh setiap rak buku
disitu. Perpustakaan itu sangat luas, hingga sulit untuk melihat ujungnya.
Setiap rak buku tersusun rapi diatas lantai dan ada banyak juga yang
melayang-layang di udara. Mereka melihat banyak penyihir yang membaca buku
disana, namun keadaan didalam sangat tenang dan nyaman.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh bahu Fasco dan Vanny. Mereka lalu berbalik dan melihat orang
itu.
“Verlin...!” teriak Fasco dan Vanny terkejut.
Verlin lalu memeluk mereka lalu berkata “Saat aku mendengar bahwa ada
dua orang berpakaian aneh datang ke kerajaan ini aku yakin bahwa itu kalian” ia
lalu melepas pelukannya “Oh ya, dimana teman-teman yang lain”
“Kami belum tahu Ver, rencananya setelah kami selesai belajar darisini
kami akan mencari mereka” balas Fasco dengan senyum melepas haru.
“kau akan ikut kami mencari mereka kan Ver?” tanya Vanny.
“Tentu saja, teman kan harus
saling membantu” jawab Verlin dengan yakin.
“Sudah cukup kangen-kangenannya, sekarang ayo kita belajar” ajak
Casella.
“Bolehkah aku membantu mengajari mereka, Casella?” tanya Verlin dengan
bangganya.
“Apa.. kau mau mengajari kami?” tanya Fasco “Bukankah kau juga belum tahu apa-apa tentang dunnia ini”
“Fasco, Verlin itu sudah lebih dari sebulan berada didunia ini, bahkan
ratu mengangkatnya menjadi kepala perpustakaan disini” ungkap Casella.
“wah.. wah.. wah.. kami tidak menyangka, baru ditinggal sebentar saja
kamu sudah seperti ini” ujar Vanny kagum.
Mereka lalu duduk di tempat yang
disediakan untuk membaca.
“Verlin, coba ceritakan pada kami mengapa kau bisa seperti sekarang ini”
tanya Fasco dengan rasa ingin tahu.
“Jadi begini, pada saat itu aku terbangun
dan membuka mataku. Tapi yang kulihat adalah kumpulan buku-buku dan aku
melayang-layang di udara. Lalu aku terjatuh” jawab Verlin.
“Jadi kau... jatuh di perpustakaan ini” sanggah Fasco.
“Ya, kau benar Fas, biar kulanjutkan
ceritaku. Saat itu aku terjatuh dan
melihat tongkat panjang bercahaya, dan aku seperti mendengarnya menyuruhku
untuk mengambilnya. Namun waktu itu casella melihatku dan mencoba
menghentikanku. Tetapi aku berhasil memegang tongkat itu” jawab Verlin.
“sebenarnya tongkat itu adalah distruzon spesial dan yang terbaik di
kerajaan sihir ini. Sebelum Verlin, ada banyak orang yang sudah mencoba untuk
mengambil tongkat ini. Tetapi tongkat ini seperti memiliki penghalang bagi
siapapun yang berniat mengambilnya, kecuali untuk Verlin, tongkat ini seperti
mengijinkan Verlin untuk memilikinya” tambah Casella.
“Setelah aku memegang tongkat itu, tiba-tiba Casella memanggil prajurit
kerajaan dan mereka lalu menangkapku dan membawaku ke hadapan ratu Chesyl. Pada
saat itu ratu Chesyl sangat marah karena ia mengira bahwa aku adalah musuh yang
ingin mencuri tongkat sihir. Ia lalu memerintahkan para prajuritnya untuk
menghukum mati aku. Tetapi untung pada waktu itu Casella tiba-tiba bersikap
baik” balas Verlin dengan wajah tersenyum.
“Ya.. pada saat itu aku baru sadar akan sebuah buku legenda tua yang
menyatakan bahwa tongkat sihir hanya dapat dicabut oleh seorang yang akan
merubah dunia. Jadi aku langsung membawa buku itu dan mengingatkan ratu akan
legenda itu. Setelah itu ratu membatalkan hukuman mati dan meminta maaf pada
Verlin. Ratu lalu menyuruhku untuk mengajari Verlin. Verlin belajar sangat
cepat bahkan ia telah berhasil menguasai kumpulan sihir tua yang penggunanya
saja sudah punah, ratu sangat mengagumi kecerdasannya dan mengangkatnya jadi
kepala perpustakaan disini” jelas Casella.
“Itu semua berkat tongkat sihir ini. Berkat tongkat ini aku bisa
mengerti dan mempelajari sihir dengan
cepat meski hanya belajar dari buku dan kalau boleh jujur aku juga belum pernah
diajari oleh seorang ahli sihir sekalipun” tambah Verlin dengan bangga.
“Jadi, apa kami juga akan belajar sihir seperti Verlin?” tanya Fasco
bersemangat.
“Tidak, distruzon kalian bukanlah distruzon sihir jadi percuma saja
kalian belajar sihir, kalian hanya bisa membuat sihir ringan seperti prajurit
yang lainnya. Tetapi tenang, setiap prajurit perang pasti memiliki seorang
penyihir pendamping yang selalu membantunya. Kalian akan memiliki penyihir
pendamping setelah kalian selesai belajar” jawab Casella dengan lengkap.
“Lantas mengapa Josen tidak memiliki penyihir pendamping” tanya Fasco.
“Itu karena ia telah membunuhnya....” jawab Casella dengan wajah cemberut.
“Mengapa itu bisa terjadi, aku tidak
percaya Josen sekejam itu” tanya Fasco dengan tatapan tajam ke arah Casella.
“Maaf sebelumnya tuan Fasco, jika tidak
keberatan aku ingin pertemuan kita hari ini sampai sini dulu” jawab Casella
sambil bergerak meninggalkan mereka.
“Hei...! Casella, kenapa kau lari? Jawab
pertanyaan ku!” Teriak Fasco sambil berdiri menyentak meja.
Casella terus berlari menghiraukan apa
yang dikatakan oleh Fasco, sambil mengusap air mata yang keluar dari matanya.
Vanny menyadari bahwa Casella bersedih mendengar kejadian itu ia lalu memegang
tangan Fasco dan mengajaknya untuk duduk kembali.
“Sudahlah Fasco, duduklah. Apa kau tidak
lihat dia menangis barusan” ujar Vanny “Verlin, dapatkah kau memberitahu kami
apa yang terjadi pada Casella?” tanya Vanny dengan sopan.
“Sebenarnya penyihir pendamping Josen
adalah tunangan dari Casella, dan seharusnya mereka merayakan pernikahan dua
hari yang lalu” jawab Verlin dengan wajah tertunduk.
“Apa..., aku jadi merasa bersalah padanya”
balas Fasco.
“Sudah tidak
apa-apa, dia hanya butuh waktu sendiri sekarang” ujar Verlin “apa kalian tetap
ingin mendengar ceritaku tentang
pendamping penyihir Josen.
“Silahkan, aku ingin mendengarnya” ungkap
Fasco setuju.
“Josen dulu memiliki keluarga, dia
memiliki seorang anak laki-laki dan seorang istri yang sangat cantik. Banyak
orang yang mengatakan bahwa kecantikan istrinya melebihi kecantikan ratu.
Sampai suatu saat ketika ia pulang ke rumah ia menjumpai rumahnya sudah di obrak-abrik.
Istri dan anaknya sudah hilang, saat itu dia sangat terpukul, bahkan ia hampir
bunuh diri. Tapi dia memutuskan niatnya, karena ia diberi tugas oleh ratu untuk
mencari seorang distrunis yang berada di kawasan vampir. Menurut kabar yang
kudengar dia menjumpai istrinya disana, tetapi istrinya sudah menjadi bagian
dari para vampir. Saat itu istrinya menyandera pendamping penyihirnya. Katanya
ia telah menebas istrinya bersamaan dengan pendamping penyihirnya dengan
distruzon miliknya” jawab Verlin “berita itu lalu menyebar ke telinga
orang-orang dan menyebar begitu cepat”
“Apakah benar seperti itu? Aku tidak
percaya bahwa Josen sekejam itu” bantah Fasco.
“Setidaknya itulah yang kudengar Fas”
ujar Verlin.
“Tapi mengapa aku tidak melihat rasa
bersalah ya, pada mata Josen. Dan selama ini dia selalu bersikap tertutup
padaku” ucap Fasco menganalisa.
“Mungkin ada yang disembunyikannya selama
ini” balas Vanny sambil melipat tangannya.
Mereka berbincang-bincang sampai larut
malam.
“Sebaiknya kita memulai belajarnya besok
saja. Hari sudah larut, sebaiknya kalian pulang ke istana” ungkap Verlin.
“Baiklah kami akan pulang, sampai jumpa
besok” ucap Fasco.
Mereka lalu keluar dari perpustakaan,
diluar Josen sedang duduk di atas kereta kuda menunggu mereka.
“Cepatlah naik, ratu lah yang menyuruhku
untuk datang menjemput kalian” ucap Josen.
Mereka lalu naik, dan diantar menuju
istana. Sesampai di istana mereka memasuki ruang makan dan ratu sudah menunggu
mereka di ujung meja.
“Bagaimana, apakah pelajaran kalian enak
hari ini” tanya chesyl.
“Iya Chesyl, hari ini cukup menyenangkan”
jawab fasco dengan raut muka kurang bahagia.
Mereka duduk bersama dan mulai makan.
“Sudah lama aku tidak berkumpul dan makan bersama
seperti ini, serasa aku kembali memiliki keluarga sendiri” ungkap Chesyl dengan
senyum haru.
Fasco dan yang lainnya ikut tersenyum
bersama Chesyl. Setelah selesai makan, mereka kembali ke kamar mereka
masing-masing untuk beristirahat.
Keesokan paginya merka pergi kembali ke
perpustakaan. Namun kali ini Josen tidak menghantar mereka karena ratu sedang
memberinya tugas. Sesampai mereka di perpustakaan mereka melihat Casella sudah
kembali bekerja. Fasco lalu mendekatinya.
“Cas, maafkan aku soal yang semalam. Aku
juga ikut berduka soal tunanganmu” ucap Fasco dengan rasa bersalah.
“Jadi kau sudah mendengarnya ya? Sudahlah
tak apa, semalam aku hanya terbawa emosi, lagipula semua sudah terlanjur
terjadi, tak ada yang bisa dilakukan lagi” balas Casella.
“Hai Cas, selamat pagi. Hari ini kita
belajar apa?” tanya Vanny.
“Selamat pagi Van, hari ini kalian akan
mempelajari dunia ini” ucap Casella “Ini buku-bukunya” sambil memberikan
tumpukan buku.
“Apakah tidak ada yang lebih mudah. Buku
sebanyak ini bagaimana bisa..? waktu kami bisa habis hanya untuk ini saja”
tegas Fasco.
“Tenanglah menurut buku legenda tua yang
kubaca, perpindahan distrunis dari dunia sebelumnya ke dunia paralel paling lama
adalah dua bulan terhitung dari perpindahan distrunis spesial pertama didunia
sihir yaitu verlin. Jika kalian pergi sekarang, bisa saja teman kalian belum
sampai ke dunia ini” jawab Casella “Verlin sudah disini sekitar satu bulan,
jadi waktu kalian sekitar tiga bulan lagi, kalian masih memiliki cukup waktu
untuk belajar”
“begini saja, aku akan menceritakan kisah
awal dunia ini setelah itu kalian akan membaca selebihnya” ujar Verlin.
“Baiklah” jawab Fasco dengan wajah
setuju.
“Dulu dunia ini adalah dunia yang
berbentuk utuh dimana belum ada manusia maupun vampir, namun salah seorang
penyihir di dunia ini berhasil membuat portal menuju dunia manusia, disana ia
membentu manusia mengalahkan vampir dengan mengirim semua vampir ke dunia ini.
Vampir yang dikirim ke dunia ini semakin bertambah banyak dan mereka semua
semakin merajalela hingga penduduk dunia ini terpecah atas beberapa bagian
sesuai dengan kemampuan dan jenis mereka, seperti kerajaan sihir, goblin dan kerajaan
peri. Sementara itu manusia juga sering berdatangan ke dunia ini melalui
distruzon-distruzon yang terhubung ke dunia ini, hingga akhirnyamanusia-manusia
ini membentuk kerajaan mereka sendiri bersebelahan dengan kerajaan sihir.
Kerajaan vampir merupakan yang terluas diantara kerajaan yang lain, awalnya
kerajaan ini dipimpin oleh raja Yubhana Sumbe, namun ia telah terbunuh, dan
pemimpin baru mereka yang baru tidak diketahui sampai sekarang” jelas Verlin.
“Lalu bagaimana dengan legenda yang kalian
ceritakan itu” tanya Vanny dengan bersungguh-sungguh.
“Legenda itu bercerita tentang seorang
remaja pria bersama dengan sekelompok temannya yang memiliki kekuatan berbeda
memusnahkan para vampir dan mengembalikan Mevana seperti semula” tegas Casella
“sekarang silahkan baca buku-buku itu”
“Apa itu Mevana?” tanya Fasco heran.
“Jadi selama ini belum ada yang
memberitahu kalian? Mevana itu adalah nama dunia ini. Kami semua menyebutnya
Mevana” tambah Casella.
“Sekarang ambil buku-buku ini dan kalian
mulailah membaca, agar kita dapat berlanjut ke hal berikutnya” tegas Verlin
sekali lagi.
“Baiklah.... baiklah....” ketus Fasco
dengan wajah manyun.
Fasco dan Vanny mulai membaca buku-buku
itu satu per satu, mereka membaca dari buku sejarah, kitab suci, buku
pengetahuan hingga buku sihir, semuanya mereka baca. Mereka melakukan rutinitas
seperti itu terus menerus setiap hari. Tidak terasa sudah seminggu mereka
membaca terus. Vanny lalu menjumpai Casella.
“Casella, kami sudah membaca buku-buku itu
selama satu minggu lebih. Kami sudah membaca seluruh buku-buku sihir tetapi
kami tidak mengerti sama sekali jika kami sendiri tidak diajarkan cara
menggunakan sihir itu” ungkap Vanny dengan sopan.
“Baiklah jika kalian merasa seperti itu,
aku ingin besok kalian berdua berkumpul di taman depan istana besok. Aku dan
Verlin akan mengajari kalian besok” balas Casella.
Vanny lalu menjumpai Fasco yang masih
membaca buku, ia mendekatinya.
“Fasco, sudah cukup membacanya. Percuma
saja kau membaca buku sihir itu jika kau tidak memahami cara menggunakannya.
Besok kita akan belajar menggunakan sihir itu di taman istana”
“Vanny, entah mengapa, sepertinya aku
mengerti apa yang dimaksud oleh mantra-mantra sihir ini. Seakan-akan sangat
mudah untuk memperagakan semua sihir ini” balas Fasco dengan tatapan serius
pada buku yang dilihatnya.
“Sudahlah, jangan jadi sok hebat seperti
itu” ucap Vanny. “Coba lihat nama buku yang kau baca itu, itu adalah kumpulan
gulungan sihir generasi pertama dan terkuat di dunia ini yang disatukan menjadi
sebuah buku, semalam aku sempat bertanya pada verlin soal buku itu. ia
mengatakan bahwa belum ada yang dapat
mengerti buku itu sampai sekarang termasuk verlin bahkan ratu juga tidak dapat
membacanya”
Lalu Verlin datang dari belakang Fasco.
“Ucapan Vanny benar Fasco. Buku itu
ditulis dengan huruf sihir yang tidak
dikenali sama sekali”
“Tapi mengapa mataku dapat membacanya”
tanya Fasco.